fbpx

Post Graduation Blues: Mengapa Lulusan Baru Rentan Depresi?

img= Post Graduation Blues: Mengapa Lulusan Baru Rentan Depresi?
Sumber: iStock

Apa Itu Post Graduation Blues?

Setelah lulus kuliah, banyak orang merasakan kecemasan menghadapi masa depan—itulah yang disebut post graduation blues atau depresi pasca–pendidikan.

Masuk ke “real life” dan dunia kerja sering kali membuat identitas sebagai mahasiswa terasa hilang.

Namun, penting untuk mengenali kondisi ini dan belajar cara menghadapinya agar tidak terjebak terlalu lama.

Post graduation blues adalah kondisi yang muncul ketika mahasiswa meninggalkan masa kuliah dan memasuki fase kehidupan baru.

Perubahan besar dalam satu waktu bisa memicu stres hingga depresi, yang dimana transisi cepat dari rutinitas akademis ke kehidupan pasca-kuliah adalah penyebab paling umum terjadi setelah mahasiswa lulus.

Gejalanya meliputi rasa sedih, kesepian, dan kurang motivasi.

Ditambah pandemi baru-baru ini, makin banyak lulusan merasa tertekan dan kehilangan arah.

Penyebab Terjadinya Post Graduation Blues

  • Perubahan rutinitas harian

Setelah lulus, rutinitas berubah drastis—beberapa pindah kota untuk kerja, yang lain kembali ke rumah orang tua sambil menunggu pekerjaan.

Perbedaan kebiasaan ini bisa memicu stres dan kebingungan.

  • Hilangnya interaksi sosial

Selama kuliah, interaksi dengan teman kuliah sangat intens—dari kelas, organisasi, hingga kos bersama.

Setelah lulus, kontak dengan teman bisa berkurang, terutama bila berpisah kota, yang memicu rasa sepi.

  • Tantangan dalam mencari pekerjaan dan persaingan

Fase mencari kerja bisa sangat berat: persaingan sangat ketat, dokumen lamaran harus sempurna, dan tidak banyak pengalaman.

Banyak fresh graduate merasa gagal mendapat “dream job” dan stres.

  • Ketidakpastian dan kebingungan diri

Lulus berarti banyak pertanyaan muncul: apakah keterampilan sudah cukup?

Bisa dapat pekerjaan impian?

Rasa tidak yakin dan overthinking memicu kecemasan dan rasa tak terorganisir.

Strategi Menghadapi Depresi Pasca Kelulusan

  • Manfaatkan jaringan alumni

Alumni kampus sering menyediakan bimbingan karier, workshop CV, dan mentoring.

Cerita dari mereka yang pernah merasakan hal sama bisa memberi inspirasi dan semangat baru.

  • Pertahankan komunikasi dengan teman kuliah

Lanjutkan hubungan lewat media sosial atau pertemuan berkala.

Dukungan teman sangat penting untuk mengurangi rasa kesepian.

  • Mulailah dengan langkah kecil

Fokus pada pengembangan kebiasaan kecil seperti bangun pagi dan olahraga.

Kondisi fisik yang sehat sangat mendukung kesehatan mental dan produktivitas.

  • Jangan terlalu menekan diri sendiri

Anggapan masyarakat bahwa fresh graduate itu “malas” bisa menekan mental.

Ingatkan diri bahwa post graduation blues bukan tanda kemalasan, jangan terlalu dipengaruhi stigma.

Sehingga, post graduation blues adalah hal yang umum dialami setelah lulus.

Meski tidak mudah, kondisi ini bisa diatasi dengan dukungan alumni, teman, dan kebiasaan sederhana.

Kalau kamu fresh graduate dan masih bingung harus mulai dari mana, salah satu langkah terbaik adalah meningkatkan skill yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.

Mengikuti pelatihan atau bootcamp online bisa jadi nilai tambah saat melamar kerja, lho!

HRD tentu lebih tertarik pada kandidat yang aktif belajar dan punya portofolio.

Salah satu rekomendasi terbaik adalah Rocket Digital Academy yang menyediakan pelatihan praktis seputar business development, digital marketing, desain, hingga skill kreatif lainnya.

Yuk, manfaatkan waktu setelah lulus untuk upgrade diri dan siap bersaing di dunia kerja!

Baca juga: Talent Attraction: What Graduates Are Looking for in Employers

Penulis: Meilanda A.P