fbpx

Apa Itu AIDA? Sejarah Hingga Tahapan Lengkap untuk Pemula!

img=Apa Itu AIDA dalam Pemasaran lengkap untuk Pemula
Sumber: iStock

Apa Itu AIDA?

Apa itu AIDA? AIDA adalah singkatan dari Attention, Interest, Desire, dan Action, yaitu empat tahap yang menggambarkan alur psikologis konsumen saat merespons sebuah pesan pemasaran

Mulai dari pertama kali melihat iklan hingga akhirnya melakukan pembelian.

Model ini membantu pebisnis dan digital marketer memahami bagaimana cara menyusun strategi komunikasi yang bisa mengubah orang asing menjadi pembeli, dan bahkan menjadi pelanggan setia.

Model AIDA dikenal sebagai salah satu kerangka kerja tertua namun paling kuat dalam dunia pemasaran, dan hingga kini masih digunakan secara luas di berbagai kanal promosi

Mulai dari copywriting iklan, pembuatan konten media sosial, email marketing, hingga landing page.

Sejarah Model Pemasaran AIDA

Model pemasaran AIDA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1898 oleh Elias St. Elmo Lewis

Seorang pionir di dunia periklanan asal Amerika Serikat.

Kala itu, industri pemasaran masih sangat tradisional dan didominasi oleh penjualan langsung (direct sales) serta iklan cetak seperti brosur dan koran.

Lewis menyadari bahwa agar sebuah iklan benar-benar efektif, dibutuhkan pendekatan psikologis yang terstruktur.

Ia menemukan bahwa proses pengambilan keputusan konsumen tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahapan mental yang berurutan.

Dari situlah ia merumuskan prinsip dasar yang kemudian dikenal dengan nama AIDA:

  • Attention (menarik perhatian),
  • Interest (membangun minat),
  • Desire (menciptakan keinginan),
  • Action (mendorong tindakan pembelian).

Transformasi AIDA dari Masa ke Masa

Pada awal kemunculannya, AIDA digunakan untuk mengoptimalkan naskah iklan cetak dan penawaran penjualan langsung, seperti yang dilakukan oleh tenaga sales door-to-door.

Namun seiring dengan kemajuan media komunikasi, model ini mulai diadaptasi ke radio, televisi, dan kemudian media digital.

Di era digital seperti sekarang, AIDA tidak lagi hanya digunakan oleh copywriter atau tim iklan, tetapi juga menjadi bagian penting dalam strategi:

  • Content marketing,
  • Email marketing,
  • Social media campaign,
  • Sales funnel,
  • Hingga UX writing di landing page.

AIDA kini dianggap sebagai framework dasar dalam customer journey, yaitu perjalanan konsumen dari awal mengenal produk hingga melakukan pembelian.

Bahkan, dalam praktiknya, banyak marketer mengembangkan model AIDA menjadi lebih kompleks, seperti AIDCA (dengan tambahan tahap Conviction) atau AISAS (khusus untuk digital).

Mengapa AIDA Masih Relevan Hari Ini?

Meski model ini sudah berusia lebih dari satu abad, AIDA tetap digunakan karena:

  • Sederhana dan mudah dipahami oleh pemula.
  • Fleksibel, bisa diterapkan di berbagai platform dan jenis campaign.
  • Efektif sebagai struktur komunikasi, baik untuk tulisan promosi, presentasi penjualan, maupun strategi iklan berbayar seperti Google Ads atau Meta Ads.
  • Memudahkan evaluasi setiap tahap dalam funnel pemasaran: mulai dari metrik reach (untuk Attention) hingga conversion rate (untuk Action).

Bagaimana Tahapan AIDA Itu?

1. Attention (Menarik Perhatian)

Tahap pertama dari AIDA adalah menarik perhatian calon konsumen.

Dalam dunia yang penuh dengan informasi seperti saat ini, tugas utama marketer adalah membuat audiens sadar akan keberadaan produk atau brand.

Strategi untuk menarik perhatian antara lain:

  • Headline yang mencolok dan emosional,
  • Visual atau warna yang mencuri perhatian,
  • Penggunaan influencer atau testimoni selebritas,
  • Video pendek yang langsung to the point,
  • Iklan dengan storytelling yang relatable.

Jika perhatian tidak berhasil ditangkap, maka pesan pemasaran akan diabaikan begitu saja.

2. Interest (Membangun Minat)

Setelah perhatian berhasil ditangkap, tahap selanjutnya adalah membangkitkan rasa ingin tahu atau minat konsumen.

Di sinilah konten harus menawarkan informasi yang relevan dan menarik, yang membuat audiens tertarik untuk tahu lebih banyak.

Contohnya:

  • Menjelaskan manfaat utama produk,
  • Menampilkan detail fitur yang sesuai dengan kebutuhan target,
  • Mengangkat cerita atau masalah yang sering dihadapi konsumen dan bagaimana produk bisa jadi solusinya.

Tahapan ini sangat penting untuk memperpanjang engagement dan membangun koneksi emosional antara brand dan audiens.

3. Desire (Menciptakan Keinginan)

Setelah konsumen tertarik, langkah selanjutnya adalah membuat copy dengan formula AIDA dengan tujuan mengubah minat menjadi keinginan kuat untuk memiliki produk tersebut.

Di tahap ini, marketer harus membangun persepsi bahwa produk tersebut mampu memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah mereka.

Beberapa cara membangkitkan desire:

  • Menampilkan testimoni positif dari pelanggan sebelumnya,
  • Memberikan studi kasus atau hasil nyata dari pengguna,
  • Memperlihatkan keunikan produk dibanding kompetitor,
  • Menawarkan demo produk atau free trial.

Di sini, komunikasi harus meyakinkan audiens bahwa produk bukan hanya menarik—tapi juga penting untuk dimiliki.

4. Action (Mendorong Tindakan)

Tahap terakhir dari model AIDA adalah mendorong audiens untuk melakukan tindakan, seperti membeli produk, mendaftar, mengisi formulir, atau menghubungi tim sales.

Agar tahap ini berhasil, penting untuk:

  • Memberikan Call to Action (CTA) yang jelas, seperti “Beli Sekarang”, “Coba Gratis”, atau “Dapatkan Promo”.
  • Menyediakan proses pembelian yang sederhana dan tanpa hambatan,
  • Menambahkan elemen urgensi, seperti promo terbatas atau diskon waktu tertentu,
  • Menampilkan jaminan keamanan (seperti garansi uang kembali).

Tahapan ini adalah konversi nyata dari campaign, jadi harus difokuskan pada kemudahan dan kejelasan bagi konsumen.

Sehingga, model AIDA tetap relevan di era digital masih penting karena memberikan kerangka berpikir yang sistematis untuk menyusun komunikasi pemasaran.

Baik dalam bentuk teks, video, atau visual—strategi yang sukses hampir selalu mengikuti alur dari menarik perhatian hingga mendorong aksi.

Bagi digital marketer pemula, memahami AIDA adalah langkah awal untuk merancang kampanye yang efektif, baik di media sosial, email, maupun iklan berbayar seperti Meta Ads atau Google Ads.

Baca juga: AIDA Copywriting Formula: How to Apply it +Real Examples

Cara Mengukur Keberhasilan di Setiap Tahap AIDA

TahapIndikator Utama
AttentionReach iklan, tayangan, traffic website, likes/shares/komentar
InterestDurasi kunjungan, pages per session, bounce rate, signup webinar
DesireJumlah add-to-cart, halaman produk yang dikunjungi, pertanyaan relevan
ActionConversion rate, rata-rata nilai pesanan (AOV), ROI kampanye

Kalau kamu ingin menerapkan konsep AIDA dalam strategi pemasaran yang terbukti berhasil menarik perhatian dan mendorong penjualan, kamu bisa mengandalkan tim ahli dari Rocket Digital Agency!

Yuk, konsultasi sekarang! Semoga dengan adanya aritkel ini, kalian dapat memahami mengenai apa itu AIDA

Penulis: Meilanda A.P