Algoritma Social Commerce: Bagaimana Agar Produk Kita Ramai?

Algoritma Social Commerce: Bagaimana Agar Produk Kita Ramai?

Algoritma social commerce di Indonesia sudah bukan lagi sekadar tren biasa. Ini adalah kekuatan besar yang benar-benar mengubah cara kita berbelanja. Berbeda dengan toko online biasa yang hanya menampilkan daftar produk, social commerce menambahkan kesenangan, interaksi langsung, dan rasa kebersamaan ke dalam proses jual beli.

Bukan hanya soal platform mana yang bagus untuk berjualan, tapi juga cara-cara jitu untuk memenangkan persaingan dengan memahami betul bagaimana sistem atau algoritma di baliknya bekerja.

Apa Itu Social Commerce dan Mengapa Penting?

Social commerce di Indonesia adalah cara berjualan online yang menggunakan media sosial untuk menawarkan produk langsung ke pembeli. Platform seperti TikTok Shop, Shopee Live, dan Instagram Shopping sekarang menjadi “toko digital” baru tempat orang bisa berinteraksi sekaligus berbelanja.

Menurut data dari IAM.ID (2025), penjualan melalui social commerce diperkirakan akan meledak dan menjadi jalur penjualan utama di Indonesia, terutama didorong oleh popularitas belanja langsung (live shopping) yang dilakukan oleh influencer.

Baca juga: Cara Kerja Algoritma TikTok dan TikTok Shop. Pahami Dulu!

Memahami Aturan Main (Algoritma)

Setiap platform memiliki sistem (algoritma) yang menentukan konten mana yang akan dilihat orang. Dalam social commerce, algoritma ini tidak hanya mengatur siapa yang menonton konten Anda, tetapi juga siapa yang akhirnya akan membeli.
Algoritma biasanya memperhatikan beberapa hal ini:

  • Engagement rate (like, komentar, durasi tonton)
  • Kecocokan: Seberapa relevan produk Anda dengan minat pengguna.
  • Rutin Tidaknya Posting: Seberapa konsisten Anda mengunggah konten dan aktif di akun.
  • Obrolan Langsung: Interaksi antara penjual dan pembeli, seperti sesi tanya jawab (Q&A) atau live chat.

Rahasia Algoritma: Memahami Logika “Ditemukan”

Inti dari social commerce adalah konten. Algoritma media sosial dirancang untuk memprioritaskan interaksi dan relevansi.

1. TikTok Shop

Algoritma ini sangat menyukai video pendek yang memiliki tingkat penyelesaian (watch time) tinggi dan engagement (komen, share).

Ia tidak hanya merekomendasikan video produk ke basis follower, namun juga ke pengguna baru yang memiliki minat serupa (interest-based targeting). Lebih lanjut, faktor yang sangat krusial adalah konsistensi live streaming dan penggunaan musik serta hashtag yang sedang viral.

2. Instagram Shopping

Di sini, estetika visual dan integrasi produk ke dalam gaya hidup adalah kuncinya. Algoritma Instagram memprioritaskan konten dari akun yang rutin berinteraksi dengan audiensnya dan memanfaatkan seluruh fitur shopping yang tersedia, mulai dari Reels, Stories, hingga feed. Selain itu, penandaan produk yang rapi (product tagging) mempermudah sistem dalam mengkategorikan dan menampilkan produk Anda.

Strategi Konversi End-to-End

Sebagai Digital and Creative Agency di Rocket Digital Agency, kami selalu menekankan bahwa konversi yang sukses di social commerce adalah hasil dari penggabungan antara brand awareness yang kuat dan user journey yang mulus.

  1. Optimasi Konten Visual (AIDA): Buat konten yang menarik perhatian (Attention), menumbuhkan minat (Interest), memicu keinginan (Desire), dan diakhiri dengan Call to Action (Action) yang jelas menuju keranjang belanja.
  2. Pemanfaatan Influencer Marketing: Kolaborasi yang autentik. Influencer tidak hanya menjual produk, tetapi juga membangun kepercayaan, yang merupakan mata uang utama dalam social commerce.
  3. Integrasi Pembelajaran Digital (Internal Link): Untuk brand yang ingin menguasai taktik ini secara mandiri, kami sarankan Anda mempertimbangkan program bootcamp di Rocket Digital Academy. Pelajari lebih dalam strategi live shopping dan conversion rate optimization di platform pembelajaran kami.

Membongkar rahasia algoritma Social Commerce di Indonesia bukanlah tentang mencari jalan pintas, melainkan tentang memahami logika di balik interaksi manusia dan mesin.

Oleh karena itu, fokuslah pada pembuatan konten yang valuable, interaksi yang tulus, dan optimasi teknis yang solid. Pemenang di era digital ini adalah mereka yang mampu mengubah konten menjadi percakapan, dan percakapan menjadi konversi.

Kami di Rocket Digital Agency siap membantu brand Anda merumuskan strategi social commerce yang tidak hanya viral, namun juga menghasilkan penjualan nyata.

Baca juga : Strategi Pemasaran Digital 2025: Inovasi & Contoh Terbaru

Penulis : Maria Seba